Skip to main content

Rekomendasi Permainan Seru Tunggu Waktu Buka Puasa

Mediteraniaku - Ada beberapa game Google untuk ngabuburit yang bisa Anda coba mainkan sambil menunggu waktu berbuka. Jika masih ada waktu luang setelah ibadah di bulan Ramadan, tidak ada salahnya bermain beberapa game ini sembari menunggu waktu berbuka.  Google memiliki sejumlah game menarik agar ngabuburit Anda semakin asyik. Apa saja game Google untuk ngabuburit yang bisa Anda mainkan?  Tantangan paling sulit dalam berpuasa pastinya adalah menunggu waktu berbuka. Yang memiliki kesibukan pasti masih bisa mengatasi panjanganya waktu berbuka puasa saat maghrib nanti. Tapi bagaimana jika sedang ada banyak waktu luang? Misalnya ketika weekend atau ketika sedang mengambil cuti kerja? Makan atau mium pasti tidak bisa dan mau hang out dengan teman-teman pun sulit karena sedang berpuasa dan pandemi sedang berlangsung. Tentu saja dengan sedang memiliki banyak waktu luang terkadang menjadi tantangan sendiri ketika berpuasa karena terbatasnya aktivitas yang bisa kita lakukan karena ber...

Kenali Cedera Yang Sering Di Alami Para Atlet Esport

Mediteraniaku - Esports adalah salah satu cabang olahraga yang mengandalkan kemampuan otak dan fisik. Oleh karena itu, serupa dengan olahraga konvensional lain, atlet esports juga memiliki risiko untuk mengalami cedera. Bahkan pada kasus yang parah, cedera ini dapat mengakhiri karir seorang atlet esports.

Meskipun hanya duduk dan tidak melakukan pergerakan berat seperti berlari atau melompat, ada hal lain yang dapat menyebabkan seorang atlet esports mengalami cedera. Jenis Cedera yang pernah menimpa atlet esports.

Seperti yang kita tahu, tren esport atau olahraga elektronik saat ini memang sedang populer sehingga profesi gamer semakin banyak diminati. Hal itu pun membuat para atlet esport Indonesia juga mendapatkan banyak sorotan dan dukungan. Namun, melakukan kegiatan ini ternyata juga sangat melelahkan, baik secara fisik maupun mental, lho. 

Bahkan sama seperti olahraga tradisional, esport juga memiliki risiko cedera. Lebih buruknya, cedera esport bahkan bisa membuat pemain sampai harus menjalani operasi. Berikut beberapa cedera yang rentan dialami oleh para gamer profesional.

Tren eSports di Indonesia saat ini sedang lagi naik daun. Mungkin banyak di antara para gamers yang ingin menjadi atlet eSports kebanggaan Tanah Air. Akan tetapi, apakah lo tahu bahwa atlet eSports juga bisa mengalami cedera? Mungkin selama ini lo berpikir cuma atlet olahraga fisik aja yang bisa cedera. Soalnya, 'kan, atlet eSports hanya duduk dan enggak melakukan aktivitas berat seperti berlari atau loncat-loncatan.


1. Spontaneous Pneumothorax atau Collapsed Lung

Spontaneous Pneumothorax atau Collapsed Lung adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba. Bahkan, kasusnya bisa terjadi pada orang yang tak pernah memiliki riwayat penyakit ini. Awalnya, mereka yang menderita Pneumothorax biasanya merasakan nyeri yang tajam di daerah dada atau bahu mereka, serta napas yang sangat pendek.

Ini terjadi karena udara telah keluar dari dalam paru-paru dan mengisi ruang di sekitarnya. Kondisi ini lalu memberi tekanan pada paru-paru dan mencegahnya berkembang seperti seharusnya. Jika sangat parah, kasus seperti ini membutuhkan perhatian medis segera.

Pada Maret 2017, pemain Overwatch dari tim LuxuryWatch Blue, Song “Janus” Jun-hwa dilarikan ke rumah sakit karena Pneumothorax. Dia pun harus melewatkan pertandingan terakhir timnya di musim dua turnamen besar OGN ini APEX. Untungnya, Janus bisa pulih dan melanjutkan bermain di musim ketiga.

Atlet eSports lain yang pernah merasakan cedera yang sama adalah Lukas “gla1ve” Rossander merupakan pemain CS:GO untuk tim Copenhagen Wolves pada 2016 lalu. Sebenarnya, gla1ve sudah menyadari jika dirinya terkena Collapsed Lung. Namun, dia tetap ingin bermain di turnamen Assembly Winter di Finlandia. Setelah pertandingan selesai dia langsung dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi untuk memulihkan kondisinya.

Dari cabang eSports lainnya, Hai Du Lam, seorang pro-player dari game League of Legends pernah mengidap penyakit ini hingga terpaksa harus meninggalkan turnamen di Paris pada 2014 lalu. Dia akhirnya dibawa ke rumah sakit. Bukannya malah beristirahat di tempat tidurnya, dia malah langsung kembali melakukan apa yang paling dia lakukan, yaitu bermain League of Legends.

Menurut Caitlin McGee, seorang terapis fisik yang sering dipanggil untuk turnamen eSports, postur, merokok, dan asma bukan satu-satunya hal yang mungkin menyebabkan pemain mendapatkan masalah pernapasan yang berpotensi pada Pneumothorax. Masalah kesulitan bernapas pada paru-paru juga bisa diakibatkan karena kebiasaan bernapas yang buruk dalam waktu yang lama. Seorang gamers tanpa disadari sering menahan napasnya atau pun menarik napas dengan pendek. Untuk waktu yang lama dan berkepanjangan, hal ini akan membahayakan efektifitas paru-paru orang tersebut.

2. Sindrom Carpal Tunnel

Sindrom Carpal Tunnel atau sering disebut sebagai Nindendonitis dan WASD Wrist adalah rasa sakit, kesemutan, dan masalah lain pada tangan akibat tekanan pada saraf median pergelangan tangan. Jika dibiarkan, sindrom ini akan memberikan efek yang lebih bahaya. Di antaranya adalah rasa nyeri pada malam hari dan juga efek pegal berkepanjangan yang membuat genggaman tangan menjadi lemah.

Penyebab cedera ini adalah tekanan pada saraf median karena adanya pembengkakan atau penyempitan carpal tunnel akibat gerakan tangan yang sama dilakukan berulang kali, terutama jika pergelangan tangan tertekuk. Artinya, sindrom ini akan terpicu dari posisi tangan lebih rendah dari pergelangan tangan. Aktivitas atlet eSports yang cukup tinggi di depan komputer membuat mereka sangat rentan terkena penyakit ini.

Atlet eSports yang pernah mengalami cedera ini adalah Olofmeister dari tim CS:GO Fnatic. Lalu ada Ladislav “GuardiaN” Kovács dari tim CS:GO Na’Vi terkena cedera yang sama.

Menurut Dr. Levi Harrison, seorang ahli bedah ortopedi, pelatih hidup sehat, penulis, dan dokter eSports, risiko Sindrom Carpal Tunnel sebenarnya bisa dicegah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan perenggangan tangan ketika bermain game yang durasinya cukup lama.  Lo bisa pelajari lebih lanjut Sindrom Carpal Tunnel lewat video di bawah ini.

3. Tennis Elbow

Tennis elbow adalah rasa sakit yang muncul pada siku bagian luar. Rasa sakit ini cenderung terjadi pada bagian tendon dari otot-otot lengan bawah yang melekat ke tulang yang menonjol di bagian luar siku. Tendon adalah jaringan ikat yang melekatkan otot ke tulang. Tennis elbow umumnya terjadi akibat penggunaan siku secara berlebih. Hal ini akan menyebabkan otot-otot siku mengalami penegangan berlebihan sehingga terjadi robekan serta peradangan.

Salah satu atlet eSports yang pernah terkena cedera ini adalah Clinton “Fear” Loomis dari tim Dota 2 Evil Geniuses. Didiagnosis mengidap cedera tennis elbow pada 2014 beberapa minggu menuju TI4, Fear pun terpaksa absen di TI4. Awalnya, Fear enggak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Fear selalu mengeluh nyeri setiap kali melakukan klik di mouse. Dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke dokter untuk memastikan apa yang terjadi. Fear akhirnya didiagnosis terkena tennis elbow.

Meski cedera, Fear tetap bermain Dota 2. Setelah memenangkan TI5 dan hampir setahun pindah ke role Support pada periode 2015—2016, Fear akhirnya memutuskan pensiun dan menjadi pelatih EG. Pada September 2017, Fear mengumumkan bahwa dia kembali lagi ke dunia kompetitif Dota 2. Bukan sebagai pelatih, melainkan kembali menjadi atlet eSports. Dengan berbekal pengetahuan yang lebih dalam mengenai cederanya, Fear selalu melakukan perenggangan tangan sebelum memulai pertandingan.


4. Eye Strain
Eye strain atau mata lelah terjadi ketika mata terlalu dipaksakan untuk memandang hanya ke satu arah dalam waktu yang lama. Aktifitas yang dapat memicu eye strain adalah melihat layar komputer dalam jangka waktu yang panjang. Seorang atlet eSports profesional tentu harus menghabiskan waktu antara 8—15 jam sehari untuk latihan di depan komputer. Enggak mengherankan mengapa ada banyak atlet eSports yang sering terkena cedera ini

Meskipun terlihat sepele, jika terlalu lama dibiarkan, eye strain bisa menyebabkan kerusakan pada saraf optik mata hingga berujung pada kebutaan. Nah, untuk mencegah cedera ini, atlet eSports dianjurkan untuk melihat objek lain yang berjarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik setelah melihat layar selama 20 menit.

5. Repetitive Strain Injury (RSI)

Repetitive Strain Injuries adalah sejenis cedera pada persendian akibat ketegangan pada otot atau saraf karena suatu aktivitas fisik tertentu yang dilakukan terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama. RSI enggak hanya menyerang lengan. Bagian tubuh yang lain juga berisiko kena cedera ini jika terlalu kelelahan. Cedera ini enggak hanya terjadi pada mereka yang bermain di komputer, tapi juga pada pemain game konsol.

Selain itu, beberapa gejala RSI lainnya yang seringkali dialami adalah nyeri di bagian pinggang, bahu, dan bagian siku yang pegal atau nyeri. Biasanya, banyak orang yang enggak memperhatikan ini dan membuat postur tubuh mereka menjadi jelek.

Menurut Dr. Levi Harrison, seorang gamer wajib memperhatikan postur tubuh saat bermain. Mereka harus melakukan perenggangan selama 5—10 menit setiap satu jam. Menurutnya, keergonomisan perangkat gaming juga jadi salah satu hal yang sering terlupakan meski pengaruhnya besar.






Sumber :

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu MOBA? Mari Mengenal Tentang MOBA Game Favorit Saat Ini

Mediterniaku - Kehadiran game membuat para gamers bermain game Moba . Namun, beberapa orang bertanya apa itu Moba? Nah, ternyata inilah artinya. Cek laman ini untuk penjelasan lengkapnya. Apa tu Moba? MOBA adalah singkatan dari Multiplayer Online Battle Arena. Terlepas dari popularitas game dengan genre ini, ada banyak pemain yang tidak tahu akronimnya. Dengan kata lain, MOBA adalah permainan yang dimainkan secara online oleh lebih dari satu orang dan terbatas pada satu arena. Biasanya, developer game MOBA membuat sistem game 3 lawan 3, 5 lawan 5 atau lebih. Jenis permainan dalam game ini adalah real-time action yang penuh dengan strategi. Strategi ini biasanya dilakukan dengan memaksimalkan skill dan keuntungan dari berbagai aspek yang disesuaikan dengan pengembang game. Dota 2, League of Legend, Heroes of Storm, Arena of Valor, dan Mobile Legend, kita sudah merasa tidak asing dengan nama dari game tersebut. Yaps, game-game tersebut adalah game yang bertipe MOBA yang sekarang sedang r...

Game Roleplay Terbaik di Tahun 2023

Mediteraniaku - Sedang mencari game RPG terbaik untuk menemani akhir pekan? Jaka punya beberapa rekomendasinya, nih! Dijamin, liburan kamu gak bakal bosen karena bakal ditemani ratusan jam gameplay dan story yang memukau. Game RPG adalah suatu permainan yang memungkinkanmu untuk memainkan karakter fiksi yang ada dalam game tersebut, geng. Nantinya, kamu akan mengikuti alur atau narasi sesuai dengan pilihanmu. Jenis game ini memang erat kaitannya dengan cerita dan gaya bermain role playing, yang artinya kamu akan mengikuti kisah seseorang atau suatu kelompok dalam dunia game. Bahkan saat bermain pun, kamu bakal merasakan sensasi yang nggak jauh beda saat kamu nonton film action seru, loh. Apalagi kalau kamu tenggelam dalam ceritanya nih! Hingga saat ini, para developer nggak ada henti-hentinya dalam merilis game RPG terbaru tiap tahunnya, baik dalam PC, konsol game, hingga mobile seperti Android dan iOS. Meski game offline semakin digemari oleh para pengguna Android, bukan berarti game ...

Games Paling Realistis dalam Sejarah Saat Ini

Mediteraniaku - Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia game, penyajian grafis yang realistis kini menjadi salah satu fitur penunjang agar orang-orang tertarik untuk memainkan game tersebut, geng. aJadi tak hanya soal jalan cerita yang menarik saja, sejumlah detail kecil yang terlihat dalam sebuah game pun pada dasarnya dapat membuat para pemain lebih hanyut saat menikmati permainan. Berdasarkan hal tersebut, maka tak heran jika deretan game konsol maupun PC di bawah ini sering disebut sebagai salah satu game dengan kualitas grafis gameplay yang paling realistis. Bagi banyak gamer, kualitas grafik mungkin sudah menjadi salah satu tolok ukur yang penting karena perannya dalam memanjakan mata. Era 1980, 1990, dan 2000-an lalu tentu belum mengizinkan sebuah game memiliki grafik atau tampilan visual memesona yang tampak realistis. Namun, saat ini, kamu bisa melihat begitu banyak judul game yang tampil menawan dengan gaya visual kelas atas. Game saat ini tidak hanya mengedepankan jalan...